Minggu, 29 September 2013

cara membuat denah rumah

cara membuat denah rumah adalah salah satu hal yang perlu dipelajari bagi orang yang ingin membuat  rumah sesuai dengan  keinginannya sendiri. menggambar denah tidak sesulit membangun atau menggamabar desain rumah. Denah rumah lebih lke penempatan  dan penentuan ruang. Kita tidak perlu memikirkan artistik ataupun uang itu nanti dibuat oleh insinyur.
cara membuat denah rumah
cara membuat denah rumah

cara membuat denah rumah yang baik.
Rumah adalah tempat  tinggal bagi anda namun bukan sekedar tempat tidur bagi anda. gambar dan desain rumah haruslah menjadi tempat yang memberi anda kebahagiaan dan kenyamanan. Rumah harus menjadi tempat anda untuk bekerja, bersantai diri dan melindungi diri dari berbagai hal. Karena itu ketika menggambar denah haruslah  bersungguh sungguh,

Ada beberapa hal yang pertama kalian lakukan untuk menggambar denah rumah. Pertama tentukan tipe rumah yang anda pilih seperti tingkat atau 70. Lalu yang kedua  tentukan desain rumah anda. Ketiga buat daftar kamar-kamar  apa saja yang ingin dibangun. Terakhir setelah menentukan kamar , tentukan letak kamar sesuai dengan  selera anda masing-masing.
cara membuat denah rumah
cara membuat denah rumah


Cara menggambar denah rumah  memang sederhana. Namun, yang sulit adalah bagaimana anda menentukan yang cocok untuk anda. Karena itu  dalam hal ini anda membutuhkan bantuan dari arsitek dan desainer interior. Mereka dapat membantu anda menentukan yang terbaik. Selain itu anda juga bisa membeli software program pembuatan rumah 
Pertama sobat siapkan terlebih dahulu foto yang mau diubah, seperti yang dibawah ini adalah foto saya, harap maklum kejelekan wajah saya, hehehe…
Buka program photoshop sobat, dalam peragaan ini saya pake adobe photoshop CS5


Sesudah foto dibuka (CTRL+O), sobat tekan bersamaan CTRL+ALT+SHIFT+N Sehingga muncul gambar di bawah ini


Pada layer baru tersebut pastikan backgroundnya transparant, nah…sobat tinggal membuat vektor alias mewarnai dari masing-masing warna wajah/gambar yang diinginkan. Membuat vektornya dengan menggunakan pen tool (pilih shape layer) seperti contoh dibawah ini



Agar memudahkan sobat dalam menggarisi vektor tersebut ubah fill/opacity menjadi 10-20% seperti gambar berikut


Nah…untuk selanjutnya sobat tinggal menyesuaikan warna wajah/gambar soba lalu buatlah vektor pada setiap bagian wajah/gambar seperti mata, rambut, telinga, bibir, dan lain sebagainya sesuaikan warnanya dengan foto aslinya.



Selanjutnya ubah kembali fill/opacity pada shape/layer yang sobat transparantkan tadi menjadi normal atau 100%. Hasilnya seperti dibawah ini




Foto sobat akan berubah 100% menjadi kartun/animasi/karikatur. Tinggal sobat ekspresikan kreasi dalam pewarnaan foto tadi.
Setelah vektor selesai diwarnai sesuai dengan wajah/gambar sobat merge semua shape tadi dengan cara klik kanan salah satu shape lalu pilih merge visible.

kabinet merkel

nama-nama kabinet merkel:

Angela Merkel (CDU) – Kanselir
Franz Müntefering (SPD) – Wakil Kanselir dan Menteri Perburuhan dan Masalah Sosial
Thomas de Maizière (CDU) – Menteri Urusan Khusus dan Direktur Kantor Kanselir
Frank-Walter Steinmeier (SPD) – Menteri Luar Negeri
Wolfgang Schäuble (CDU) – Menteri Perencanaan
Franz Josef Jung (CDU) – Menteri Pertahanan
Brigitte Zypries (SPD) – Menteri Kehakiman
Peer Steinbrück (SPD) – Menteri Keuangan
Michael Glos (CSU) – Menteri Ekonomi dan Teknologi
Horst Seehofer (CSU) – Menteri Perlindungan Konsumen, Pangan, dan Pertanian
Ulla Schmidt (SPD) – Menteri Kesehatan
Wolfgang Tiefensee (SPD) – Menteri Transportasi, Pembangunan, Pengembangan Perkotaan, dan Pengembangan Jerman Timur
Ursula von der Leyen (CDU) – Menteri Urusan Keluarga, Warga Manula, Wanita, dan Pemuda
Annette Schavan (CDU) – Menteri Riset dan Pendidikan
Sigmar Gabriel (SPD) – Menteri Lingkungan Hidup
Heidemarie Wieczorek-Zeul (SPD) – Menteri Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan

KH faqih Usman

Ini adalah sebuah nama Indonesia yang tidak menggunakan nama keluarga. Nama "Usman" adalah sebuah patronimik.
Kyai Haji Fakih Usman (juga ditulis Faqih Usman; lahir 2 Maret 1904 – meninggal 3 Oktober 1968 pada umur 64 tahun) adalah aktivis Islam di Indonesia dan politikus dari Partai Masyumi. Ia menjadi Menteri Agama dalam dua kali masa jabatan: pertama, dengan Kabinet Halim saat Republik Indonesia menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat, dan kedua sebagai Menteri Agama dengan Kabinet Wilopo. Saat masih muda Fakih dikritik karena kaitannya dengan organisasi Islam Muhammadiyah, tetapi kini dikenang oleh organisasi tersebut. Sebuah jalan di Gresik dinamakan untuk Fakih.
Fakih dibesarkan di Gresik, Hindia-Belanda. Ia belajar tentang Islam dari ayahnya dan di sejumlah pesantren hingga tahun 1920-an. Pada tahun 1925 ia bergabung dengan Muhammadiyah dan menjadi ketua untuk cabang Surabaya pada tahun 1938; ia juga ikut serta dalam kancah politik setempat. Ketika sejumlah organisasi Islam bekerjasama pada tahun 1940 untuk mendirikan Majilis Islam Ala Indonesia, Fakih menjadi bendahara. Selama pendudukan Jepang dan Revolusi Nasional Indonesia, Fakih terus bergerak dalam bidang tersebut. Sekaligus menjalani dua periode sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, Fakih menjadi lebih berpengaruh di Muhammadiyah. Ia berjasa sebagai wakil ketua di bawah beberapa pemimpin sebelum dijadikan Ketua Umum Muhammadiyah pada akhir tahun 1968, beberapa hari sebelum ia meninggal.

saptoehedjo

Saptohoedojo atau lengkapnya Dr.Hc.RM, Saptohoedojo, FRSA, adalah seorang pelukis beraliran Realis lahir di Solo pada tanggal 6 Februari 1925. Ia merupakan anak ke 7 dari 18 bersaudara. Beliau masih keturunan ningrat. Ayahnya seorang dokter kraton bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hendronoto. Ibunya keturunan pujangga Ronggowarsito.
Kesuksesan Saptohoedojo tidak terlepas dari peranan keluarga yang mengalirkan darah seni. Antara lain Eyang Ki Padmo Susastro seorang pujangga Keraton, penulis Tata Cara Kejawen, yang menulis dongeng rakyat "Kancil Nyolong Timun" serta memperoleh anugerah seni. Pamannya Ki Harjowirogo adalah seorang penulis Wayang Purwo dan pendiri Balai Pustaka. Tidak ketinggalan kakak-kakaknya seperti Sumitro seorang pelukis, Surono pembuat OERI (Oeang Republik Indonesia) pertama dan pembuat lambang Penerangan, Dukut Hendronoto yang dikenal pak Ouq pendiri Taman Ria dan pembuat lambang PON pertama, RM Winarno salah seorang pendiri PERDI yang tulisannya di media massa sangat tajam dengan nama samaran "Cloboth".
Sapto kecil yang akrab dipanggil Pieq, mempunyai bakat yang lebih di bidang melukis. Ketika tahun 1938, ada sebuah lomba lukis yang diadakan perusahaan sabun di Jakarta. Sapto ikut mengirim beberapa karya lukis dari bahan cat air dan menjadi juara dan terus menjadi juara apabila ada lomba lukis yang diadakan di Solo.
Berjiwa petualang dan pemberani, bahkan di samping mempunyai hobi olah raga, Pieq juga hobi berkelahi. Pernah waktu sekolah di HIS (Sekolah Dasar) Ksatriyan Solo, is sering berpapasan dengan seorang bertubuh tinggi besar berkulit agak hitam dan setiap berpapasan matanya selalu melotot. Belakangan Pieq tahu bahwa ia bernama Slamet, murid Arjuna School. Kemudian, beliau mengirim surat tantangan duel ke Arjuna School. Alhasil, tantangan tersebut ditanggapi. Maka ditentukanlah tempat untuk berduel, yaitu di tanah rumput dekat pohon beringin, tak jauh dari Arjuna School. Di sana Sapto dan Slamet beradu, mereka saling piting, saling tonjok, dan bergulingan. Belum sampai selesai pertarungan tersebut mendadak ada kontrolir perkebunan datang melerai. Pertarungan berakhir seri.
Setelah Proklamasi, Sapto bergabung dengan Tentara Pelajar dan bertemu dengan Slamet lawannya dulu, tentunya dengan suasana yang berbeda dan menjadi sangat akrab. Akhirnya beliau tahu bahwa nama lengkapnya adalah Slamet Riyadi, nama yang sangat populer di kalangan pejuang, nama yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional.
Pada masa setelah kemerdekaan, dunia pendidikan memang tidak menentu dikarenakan Belanda membonceng tentara sekutu yang hendak melucuti tentara Jepang untuk kembali menjajah Indonesia. Beliau tidak pernah lulus HIS yang kemudian menjadi SMP I Solo. Setelah tidak lagi bersekolah, beliau mulai sering berkhayal untuk "minggat" ke luar negeri. Akhirnya, ditentukan bahwa Singapura adalah negara tujuanya, negara yang akan memberikan penderitaan dan kebahagiaan, negara yang akan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Bulan Maret 1947 beliau berketetapan untuk berangkat. Hanya dengan bekal uang dua ribu perak hasil penjualan sepeda Hima kesayangan, tidak ada apa-apa di ranselnya selain beberapa potong baju dan celana, perlengkapan melukis, pastel, kuas, dan gulungan kanvas. Saat itu Saptohoedojo berumur 22 tahun berjalan kaki menuju Pelabuhan Tegal hanya bermodal ketekadan hati untuk meraih mimpi.
Dari Pelabuhan Tegal beliau menumpang kapal tongkang milik pedagang Cina. Seumur hidup Pieq belum pernah naik kapal, walaupun hanya sebuah sampan di sungai. Selama 19 hari beliau terombang-ambing di laut, dihajar oleh ganasnya Laut Jawa. Di kapal itulah Sapto merasakan betapa tipisnya batas antara hidup dan mati. Menuju daratan Singapura, sebuah negara yang belum pernah dilihatnya, walaupun hanya dalam peta karena sangat terbatasnya pelajaran geografi pada waktu itu. Satu-satunya pengetahuan Sapto hanyalah bahwa Singapura terletak di semenanjung Malaya dekat Riau.
Setelah tiba di Singapura, pemikiran pertama yang terlintas adalah bagaimana untuk memenuhi panggilan sang perut yang tiap hari minta sesuap nasi. Bermula bekerja menjadi penjaga malam toko Bombay milik orang India agar bisa tetap tidur di emper toko tersebut, makan dari tong sampah sisa makanan restoran Cina, menjadi tukang angkut ember berisi tinja agar dapat membeli makan untuk dua hari. Dari situ Sapto mulai dapat berhemat dan menyewa kamar berdinding "gedhek" (anyaman bambu) berukuran 2 x 1,5 meter di bilangan Jalan Gelang. Hidup terasa lebih tentram, walau sebagai pendatang gelap ia harus tetap kucing-kucingan dengan polisi kota yang mungkin akan menangkapnya. Sedikit harapan mulai timbul ketika berkenalan dengan pendatang asal Jawa yang mengusahakan beberapa buah taksi. Sebagai seorang bangsawan, Sapto memang mengerti tentang mobil, karena sejak kecil ayahnya telah mempunyai mobil. Lantas Sapto menjadi sopir taksi.
Usai mencari penumpang, Pieq kembali mengangkat kuas dan memulas cat di kanvas, sehingga kamarnya terasa sempit dengan banyaknya karya lukisnya yang tergantung di gedhek.
Sebagai seorang sopir, Sapto mempunyai langganan yang bernama Mr. Russel, seorang konsul Inggris di Singapura yang mempunyai minat tinggi pada karya-karya seni. Dengan setengah memaksa, ia menyeret sang konsul untuk masuk ke dalam kamar dan menghadapkanya ke seputar dinding kamarnya. Di situ tergantung lukisan-lukisan karyanya. Setelah terus menerus berusaha meyakinkan Mr. Russel bahwa dirinya adalah pelukis, akhirnya atas bantuan si konsul beberapa bulan kemudian Saptohoedojo diperbolehkan untuk memamerkan lukisan-lukisanya di British Council. Itulah untuk pertama kalinya Saptohoedojo memamerkan hasil karyanya. Sebuah pameran yang menginspirasi hidupnya untuk menggantungkan hidupnya dari kuas dan cat.

saptoehedjo

Saptohoedojo atau lengkapnya Dr.Hc.RM, Saptohoedojo, FRSA, adalah seorang pelukis beraliran Realis lahir di Solo pada tanggal 6 Februari 1925. Ia merupakan anak ke 7 dari 18 bersaudara. Beliau masih keturunan ningrat. Ayahnya seorang dokter kraton bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hendronoto. Ibunya keturunan pujangga Ronggowarsito.
Kesuksesan Saptohoedojo tidak terlepas dari peranan keluarga yang mengalirkan darah seni. Antara lain Eyang Ki Padmo Susastro seorang pujangga Keraton, penulis Tata Cara Kejawen, yang menulis dongeng rakyat "Kancil Nyolong Timun" serta memperoleh anugerah seni. Pamannya Ki Harjowirogo adalah seorang penulis Wayang Purwo dan pendiri Balai Pustaka. Tidak ketinggalan kakak-kakaknya seperti Sumitro seorang pelukis, Surono pembuat OERI (Oeang Republik Indonesia) pertama dan pembuat lambang Penerangan, Dukut Hendronoto yang dikenal pak Ouq pendiri Taman Ria dan pembuat lambang PON pertama, RM Winarno salah seorang pendiri PERDI yang tulisannya di media massa sangat tajam dengan nama samaran "Cloboth".
Sapto kecil yang akrab dipanggil Pieq, mempunyai bakat yang lebih di bidang melukis. Ketika tahun 1938, ada sebuah lomba lukis yang diadakan perusahaan sabun di Jakarta. Sapto ikut mengirim beberapa karya lukis dari bahan cat air dan menjadi juara dan terus menjadi juara apabila ada lomba lukis yang diadakan di Solo.
Berjiwa petualang dan pemberani, bahkan di samping mempunyai hobi olah raga, Pieq juga hobi berkelahi. Pernah waktu sekolah di HIS (Sekolah Dasar) Ksatriyan Solo, is sering berpapasan dengan seorang bertubuh tinggi besar berkulit agak hitam dan setiap berpapasan matanya selalu melotot. Belakangan Pieq tahu bahwa ia bernama Slamet, murid Arjuna School. Kemudian, beliau mengirim surat tantangan duel ke Arjuna School. Alhasil, tantangan tersebut ditanggapi. Maka ditentukanlah tempat untuk berduel, yaitu di tanah rumput dekat pohon beringin, tak jauh dari Arjuna School. Di sana Sapto dan Slamet beradu, mereka saling piting, saling tonjok, dan bergulingan. Belum sampai selesai pertarungan tersebut mendadak ada kontrolir perkebunan datang melerai. Pertarungan berakhir seri.
Setelah Proklamasi, Sapto bergabung dengan Tentara Pelajar dan bertemu dengan Slamet lawannya dulu, tentunya dengan suasana yang berbeda dan menjadi sangat akrab. Akhirnya beliau tahu bahwa nama lengkapnya adalah Slamet Riyadi, nama yang sangat populer di kalangan pejuang, nama yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional.
Pada masa setelah kemerdekaan, dunia pendidikan memang tidak menentu dikarenakan Belanda membonceng tentara sekutu yang hendak melucuti tentara Jepang untuk kembali menjajah Indonesia. Beliau tidak pernah lulus HIS yang kemudian menjadi SMP I Solo. Setelah tidak lagi bersekolah, beliau mulai sering berkhayal untuk "minggat" ke luar negeri. Akhirnya, ditentukan bahwa Singapura adalah negara tujuanya, negara yang akan memberikan penderitaan dan kebahagiaan, negara yang akan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Bulan Maret 1947 beliau berketetapan untuk berangkat. Hanya dengan bekal uang dua ribu perak hasil penjualan sepeda Hima kesayangan, tidak ada apa-apa di ranselnya selain beberapa potong baju dan celana, perlengkapan melukis, pastel, kuas, dan gulungan kanvas. Saat itu Saptohoedojo berumur 22 tahun berjalan kaki menuju Pelabuhan Tegal hanya bermodal ketekadan hati untuk meraih mimpi.
Dari Pelabuhan Tegal beliau menumpang kapal tongkang milik pedagang Cina. Seumur hidup Pieq belum pernah naik kapal, walaupun hanya sebuah sampan di sungai. Selama 19 hari beliau terombang-ambing di laut, dihajar oleh ganasnya Laut Jawa. Di kapal itulah Sapto merasakan betapa tipisnya batas antara hidup dan mati. Menuju daratan Singapura, sebuah negara yang belum pernah dilihatnya, walaupun hanya dalam peta karena sangat terbatasnya pelajaran geografi pada waktu itu. Satu-satunya pengetahuan Sapto hanyalah bahwa Singapura terletak di semenanjung Malaya dekat Riau.
Setelah tiba di Singapura, pemikiran pertama yang terlintas adalah bagaimana untuk memenuhi panggilan sang perut yang tiap hari minta sesuap nasi. Bermula bekerja menjadi penjaga malam toko Bombay milik orang India agar bisa tetap tidur di emper toko tersebut, makan dari tong sampah sisa makanan restoran Cina, menjadi tukang angkut ember berisi tinja agar dapat membeli makan untuk dua hari. Dari situ Sapto mulai dapat berhemat dan menyewa kamar berdinding "gedhek" (anyaman bambu) berukuran 2 x 1,5 meter di bilangan Jalan Gelang. Hidup terasa lebih tentram, walau sebagai pendatang gelap ia harus tetap kucing-kucingan dengan polisi kota yang mungkin akan menangkapnya. Sedikit harapan mulai timbul ketika berkenalan dengan pendatang asal Jawa yang mengusahakan beberapa buah taksi. Sebagai seorang bangsawan, Sapto memang mengerti tentang mobil, karena sejak kecil ayahnya telah mempunyai mobil. Lantas Sapto menjadi sopir taksi.
Usai mencari penumpang, Pieq kembali mengangkat kuas dan memulas cat di kanvas, sehingga kamarnya terasa sempit dengan banyaknya karya lukisnya yang tergantung di gedhek.
Sebagai seorang sopir, Sapto mempunyai langganan yang bernama Mr. Russel, seorang konsul Inggris di Singapura yang mempunyai minat tinggi pada karya-karya seni. Dengan setengah memaksa, ia menyeret sang konsul untuk masuk ke dalam kamar dan menghadapkanya ke seputar dinding kamarnya. Di situ tergantung lukisan-lukisan karyanya. Setelah terus menerus berusaha meyakinkan Mr. Russel bahwa dirinya adalah pelukis, akhirnya atas bantuan si konsul beberapa bulan kemudian Saptohoedojo diperbolehkan untuk memamerkan lukisan-lukisanya di British Council. Itulah untuk pertama kalinya Saptohoedojo memamerkan hasil karyanya. Sebuah pameran yang menginspirasi hidupnya untuk menggantungkan hidupnya dari kuas dan cat.

saptoehedjo

Saptohoedojo atau lengkapnya Dr.Hc.RM, Saptohoedojo, FRSA, adalah seorang pelukis beraliran Realis lahir di Solo pada tanggal 6 Februari 1925. Ia merupakan anak ke 7 dari 18 bersaudara. Beliau masih keturunan ningrat. Ayahnya seorang dokter kraton bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hendronoto. Ibunya keturunan pujangga Ronggowarsito.
Kesuksesan Saptohoedojo tidak terlepas dari peranan keluarga yang mengalirkan darah seni. Antara lain Eyang Ki Padmo Susastro seorang pujangga Keraton, penulis Tata Cara Kejawen, yang menulis dongeng rakyat "Kancil Nyolong Timun" serta memperoleh anugerah seni. Pamannya Ki Harjowirogo adalah seorang penulis Wayang Purwo dan pendiri Balai Pustaka. Tidak ketinggalan kakak-kakaknya seperti Sumitro seorang pelukis, Surono pembuat OERI (Oeang Republik Indonesia) pertama dan pembuat lambang Penerangan, Dukut Hendronoto yang dikenal pak Ouq pendiri Taman Ria dan pembuat lambang PON pertama, RM Winarno salah seorang pendiri PERDI yang tulisannya di media massa sangat tajam dengan nama samaran "Cloboth".
Sapto kecil yang akrab dipanggil Pieq, mempunyai bakat yang lebih di bidang melukis. Ketika tahun 1938, ada sebuah lomba lukis yang diadakan perusahaan sabun di Jakarta. Sapto ikut mengirim beberapa karya lukis dari bahan cat air dan menjadi juara dan terus menjadi juara apabila ada lomba lukis yang diadakan di Solo.
Berjiwa petualang dan pemberani, bahkan di samping mempunyai hobi olah raga, Pieq juga hobi berkelahi. Pernah waktu sekolah di HIS (Sekolah Dasar) Ksatriyan Solo, is sering berpapasan dengan seorang bertubuh tinggi besar berkulit agak hitam dan setiap berpapasan matanya selalu melotot. Belakangan Pieq tahu bahwa ia bernama Slamet, murid Arjuna School. Kemudian, beliau mengirim surat tantangan duel ke Arjuna School. Alhasil, tantangan tersebut ditanggapi. Maka ditentukanlah tempat untuk berduel, yaitu di tanah rumput dekat pohon beringin, tak jauh dari Arjuna School. Di sana Sapto dan Slamet beradu, mereka saling piting, saling tonjok, dan bergulingan. Belum sampai selesai pertarungan tersebut mendadak ada kontrolir perkebunan datang melerai. Pertarungan berakhir seri.
Setelah Proklamasi, Sapto bergabung dengan Tentara Pelajar dan bertemu dengan Slamet lawannya dulu, tentunya dengan suasana yang berbeda dan menjadi sangat akrab. Akhirnya beliau tahu bahwa nama lengkapnya adalah Slamet Riyadi, nama yang sangat populer di kalangan pejuang, nama yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional.
Pada masa setelah kemerdekaan, dunia pendidikan memang tidak menentu dikarenakan Belanda membonceng tentara sekutu yang hendak melucuti tentara Jepang untuk kembali menjajah Indonesia. Beliau tidak pernah lulus HIS yang kemudian menjadi SMP I Solo. Setelah tidak lagi bersekolah, beliau mulai sering berkhayal untuk "minggat" ke luar negeri. Akhirnya, ditentukan bahwa Singapura adalah negara tujuanya, negara yang akan memberikan penderitaan dan kebahagiaan, negara yang akan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Bulan Maret 1947 beliau berketetapan untuk berangkat. Hanya dengan bekal uang dua ribu perak hasil penjualan sepeda Hima kesayangan, tidak ada apa-apa di ranselnya selain beberapa potong baju dan celana, perlengkapan melukis, pastel, kuas, dan gulungan kanvas. Saat itu Saptohoedojo berumur 22 tahun berjalan kaki menuju Pelabuhan Tegal hanya bermodal ketekadan hati untuk meraih mimpi.
Dari Pelabuhan Tegal beliau menumpang kapal tongkang milik pedagang Cina. Seumur hidup Pieq belum pernah naik kapal, walaupun hanya sebuah sampan di sungai. Selama 19 hari beliau terombang-ambing di laut, dihajar oleh ganasnya Laut Jawa. Di kapal itulah Sapto merasakan betapa tipisnya batas antara hidup dan mati. Menuju daratan Singapura, sebuah negara yang belum pernah dilihatnya, walaupun hanya dalam peta karena sangat terbatasnya pelajaran geografi pada waktu itu. Satu-satunya pengetahuan Sapto hanyalah bahwa Singapura terletak di semenanjung Malaya dekat Riau.
Setelah tiba di Singapura, pemikiran pertama yang terlintas adalah bagaimana untuk memenuhi panggilan sang perut yang tiap hari minta sesuap nasi. Bermula bekerja menjadi penjaga malam toko Bombay milik orang India agar bisa tetap tidur di emper toko tersebut, makan dari tong sampah sisa makanan restoran Cina, menjadi tukang angkut ember berisi tinja agar dapat membeli makan untuk dua hari. Dari situ Sapto mulai dapat berhemat dan menyewa kamar berdinding "gedhek" (anyaman bambu) berukuran 2 x 1,5 meter di bilangan Jalan Gelang. Hidup terasa lebih tentram, walau sebagai pendatang gelap ia harus tetap kucing-kucingan dengan polisi kota yang mungkin akan menangkapnya. Sedikit harapan mulai timbul ketika berkenalan dengan pendatang asal Jawa yang mengusahakan beberapa buah taksi. Sebagai seorang bangsawan, Sapto memang mengerti tentang mobil, karena sejak kecil ayahnya telah mempunyai mobil. Lantas Sapto menjadi sopir taksi.
Usai mencari penumpang, Pieq kembali mengangkat kuas dan memulas cat di kanvas, sehingga kamarnya terasa sempit dengan banyaknya karya lukisnya yang tergantung di gedhek.
Sebagai seorang sopir, Sapto mempunyai langganan yang bernama Mr. Russel, seorang konsul Inggris di Singapura yang mempunyai minat tinggi pada karya-karya seni. Dengan setengah memaksa, ia menyeret sang konsul untuk masuk ke dalam kamar dan menghadapkanya ke seputar dinding kamarnya. Di situ tergantung lukisan-lukisan karyanya. Setelah terus menerus berusaha meyakinkan Mr. Russel bahwa dirinya adalah pelukis, akhirnya atas bantuan si konsul beberapa bulan kemudian Saptohoedojo diperbolehkan untuk memamerkan lukisan-lukisanya di British Council. Itulah untuk pertama kalinya Saptohoedojo memamerkan hasil karyanya. Sebuah pameran yang menginspirasi hidupnya untuk menggantungkan hidupnya dari kuas dan cat.

reka cipta


Penemuan atau reka cipta adalah suatu bentuk, komposisi materi, peranti, atau proses yang baru. Sebagian penemuan didasarkan pada bentuk-bentuk, komposisi, proses, atau gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya. Yang lainnya adalah terobosan-terobosan radikal yang mungkin memperluas bagas-batas pengetahuan atau pengalaman manusia.
Penemuan dapat pula berupa reka baru (innovation), dan dengan demikian menjadi suatu terobosan besar. Penemuan seperti ini mungkin memiliki dampak kecil atau sangat besar, atau di antara kedua ekstrem tersebut.
Ada pula "penemuan budaya" yaitu suatu rangkaian perilaku inovatif yang berguna yang diadopsi oleh orang-orang yang kemudian meneruskannya kepada orang lain atau generasi yang berikutnya.[1]
Sebuah penemuan yang baru dan mungkin tidak begitu jelas bagi orang-orang yang bukan pakarnya, dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk hak paten.

nasa


National Aeronautics and Space Administration (NASA) (didirikan 1958) adalah agensi pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace umum jangka panjang. Dia merupakan organisasi masyarakat yang melakukan riset bagi sistem ruang angkasa masyarakat dan militer.
Sejak tahun 2011, NASA memiliki tujuan strategis:
Memperluas dan mempertahankan aktivitas manusia di seluruh tata surya
Memperluas pemahaman ilmiah tentang Bumi dan alam semesta
Menciptakan inovasi ruang teknologi baru
Penelitian aeronautika terdepan
Mengaktifkan program dan kemampuan institusi untuk melakukan kegiatan keluar angkasaan dan aeronautika
Berbagi ilmu pengetahuan dengan, pendidik masyarakat, dan mahasiswa untuk memberikan kesempatan berpartisipasi

kepergianmu

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

kepada seorang ayah yang bahagia

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu 
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang 
kepada buah hatimu 
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku 
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu 

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini 
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu 
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan 
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah 
merasuki tulang-tulang tuamu. 

Adakah aku akan melihat orang tuaku 
sebahagia lantunan nyanyian hatimu 
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia? 
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu 
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan 
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku 
yang tak sanggup menahan keharuan 
menuntut jalan keluar, 
mungkin hendak berteman dengan air matamu 

bagaimana engkau tahu


Bagaimana kau akan tahu
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu

Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.

Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu

Bagaimana....

entah


Entah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di kota ini.
Entahlah...

wanita sholehah


Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.

sepasang bola mata


Rona wajah meratap di altar kebahagiaan
Beraroma gincu berirama syahdu
Mengukir senyum terbalut kepuraan
Terselimuti gaun bermahkota

Wajah lugu berhiaskan jejaring rasa
Menyembunyikan kesedihan di balik jubah kuning
Meronta-ronta naik di altar kebahagiaan
Gincu berlalu bersama kristal bening
Potret si kembang duduk bersama pangeran

Bola mata di bawah altar kebahagiaan
Berbinar memandang gaun diemaskan
Menyelam ke dalam samudra merah jambu
Menemukan noktah merah merona
Rupanya si kembang meronta menelusuri lilitan duri

Duhai kembang bergaun diemaskan
Terbanglah engkau bersama waktu yang terus menari
Mengarungi semesta bersama tarian jiwa
Lenyapkan kerisauanmu akan binarnya sepasang bola mata

Sepasang bola mata tetap tersenyum
Dan akan tetap melukis senyuman
Meski dengan warna yang retak

rapuh tanpamu


Tahu kah kau, perihnya hati ini,..
Tertusuk-tusuk jarum,..
Tersayat pisau,..
Hancur seperti sebongkah tanah
Lebur seperti pasir dilaut,..
Saat kau tepiskan harapan ini
Saat kau berlari meninggalkan ku
Saat kau ingin melupakan ku,..
Menutup semua kenangan kisah kita
Yang ku mau ada dirimu,..
Ku tak rela tak selalu bersamamu
Ku rapuh tanpamu disisi,.
Seperti kehilangan arah,..
Tak pernah terlintas dibenakku
Kau pergi tinggalkan ku,..
Dalam kedinginan malam,..

tak sepadan


Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

cintaku jauh dipulau


Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

hampa



Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut

Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.

Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

rumahku


Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu

persetujuan dengan bung karno

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh