Selasa, 28 Januari 2014

Hidup Bahagia dengan Makanan Pengusir Galau


Tubuh manusia menciptakan kimia otak anti depresan yang disebut dengan serotonin. Zat kimia ini akan muncul dalam jumlah sedikit pada orang-orang yang stres, tertekan atau depresi, dan itulah mengapa obat anti depresan berinteraksi di jalur biokimia tubuh untuk meningkatkan tingkat serotonin.
Saat tertekan, seseorang akan mencari kenyamanan, karena manusia secara alami akan menghindari rasa sakit dan mencari kesenangan. Orang-orang yang gagal dalam diet cenderung mencari kenyamanan dari makanan berbasis karbohidrat, terutama karbohidrat simple, karena jenis makanan ini memberikan asupan kadar gula tinggi secara instan, dan juga merangsang proses pengeluaran serotonin yang memberikan perasaan “happy” atau bahagia. Tapi asupan karbohidrat yang berlebih akan menimbun lemak di tubuh Anda, dan penampakannya di kaca membuat Anda jadi tidak happy.
Jangan sampai jadi siklus. Galau > Makan sembarangan untuk membuat diri hepi > Jadi gendut > Tambah galau > Ulang dari depan.
Jika Anda sedang berdiet, langkah jitu untuk menghindari sugar craving atau hasrat mengonsumsi karbohidrat dan gula sebagai sumber serotonin atau mood happy adalah dengan mengonsumsi makanan alami yang memiliki efek sama dalam meningkatkan serotonin. Makanan-makanan ini disebut dengan “happy food” karena efeknya yang mampu memberikan rasa bahagia, dan tentu saja baik untuk diet Anda.
Pisang, Alpukat, Anggur, Apel, Almond, dan telur adalah beberapa contoh makanan happy foods yang akan membantu diet Anda. Dan yang tak kalah penting, pastikan Anda memiliki ‘waktu untuk diri Anda sendiri’. Ini akan menangkis dorongan untuk menghibur diri dengan kebiasaan instan, seperti makan coklat, permen, es krim ataupun kue dengan lapisan krim tebal.
Daripada mengonsumsi semua makanan yang justru akan menambah timbunan lemak dalam tubuh Anda ini, lebih baik Anda siasati stres yang Anda alami dengan meditasi atau melakukan hobi Anda. Dan pastikan bukan lagi coklat yang Anda raih untuk menenangkan diri, melainkan happy food seperti yang disebutkan di atas.
Setelah happy, pastikan untuk menyelesaikan pokok masalah Anda yang sebenarnya. Jadi tidak melulu menghindar ke makanan sebagai bentuk lari dari masalah, karena nanti tidak akan ada habisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar