Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jernih memikul. Banyak menangkis pukul.
Bungkuk jalannya – Lesu
Pucat mukanya – Lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga
Pelik di angkasa : Perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti, kau dinanti-dimengerti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar